Thursday, February 28, 2008

Happy Birthday buat NH Dini

For my favorite writter
Who can bring passion and inspiration
From Sekayu to Argenteuil
Someone who can live without any doubt to take any choice in her life


Happy Birthday NH Dini
May Allah Swt give all bless and happines to you

Wednesday, February 20, 2008

Chocolate

Dapat kejutan menyenangkan dari papa di hari Valentine
Gak nyangka soalnya selama ini gak ada acara valentine valentinan tuh dari jaman pacaran dulu .
Tapi pulang kerja waktu 14 Februari , papa bawain kado coklat
he..he cuma 2 bungkus , satu bungkusnya isi 3
so , Anne dapat 1 , Ghani dapat 1 , papa dapat 1 , and sisanya buat mama semua yaaaa
Thanks ya papa for the Chocolate
Big and special thanks for giving me your heart

Sunday, February 10, 2008

Hobi Baru




Hobi baru ini ada sejak bulan Desember 2007 . Triggernya karena Anne minta berlangganan sebuah majalah anak untuk menyalurkan hobi bacanya
Nah sebagai ortu yang bertanggung jawab ( ceile ) , tentu saya mendukungnya .
Kok kebetulan , waktu sedang pikir pikir bagaimana meluluskan permintaan anak dengan budget yang hemat dan efektif , saya menemukan sebuah kios buku dan majalah bekas di dekat Giant Pamulang. Pucuk dicinta ulam tiba.
Akhirnya terciptalah hobi baru keluarga , setiap hari sabtu atau minggu kalo malas keluar jauh jauh dari rumah , kita nongkrong di kios tersebut . Cari buku dan majalah yang cocok dan sekalian numpang baca.
And mas pemiliknya pun baik hati , sering memberi diskon
Contohnya seperti foto diatas , kemarin dengan bugdet 30 ribu , saya dapat 5 majalah anak dengan kondisi 90% dan sebuah kamus English for kid untuk anak , 2 buku resep masak buat saya sendiri , dan buat papa sebuah buku tentang saham


Murah kan.....

Anne pun jadi "berlangganan majalah anak " dengan jenis majalah anak yang bervariasi dan bukan hanya satu majalah tiap bulan tapi bisa 12 majalah anak tiap bulan hi ..hi
La wong Rp 5000 dapet 3 majalah anak kok dengan Edisi antara Agustus - Desember 2007....

Friday, February 8, 2008

Miss Pedas


Miss pedas

Yang penting , jangan sampai negosiasi bisnis gagal cuma gara gara sambal...!
Rasa pedas , menurut sebuah artikel di Femina , katanya bisa membangkitkan selera bersantap . Saya setuju !. Tentu , tiap orang mempunyai toleransi yang berlainan untuk tingkat kesukaan terhadap rasa pedas . Dan , bagi saya , toleransiterhadap rasa pedas itu sudah termasuk dalam kategori tingkat tinggi , sangat tinggi malah.
Mungkin bakat doyan rasa pedas ini terbentuk karena lingkungan dan genetis alias turunan . Sejak kecil misalnya , saya sudah terbiasa makan (breakfast , lunch , maupun dinner ) dengan pelengkap cabai rawit ataupun sambal . Nyaris semua anggota keluarga di rumah kami sangat doyan sambal .
Dimeja makan , Ibu saya selalu menyiapkan sambal terasi yang fresh from cobek , alias di sajikan bersama cobek dan ulekannya . Dan sambal yang disuguhkan Ibu itu selalu habis tandas , tak bersisa . Saya ingat betul , sejak SD , makan siang favorit saya sepulang sekolah adalah : nasi putih plus bandeng gorenng yang di penyet dengan sambal terasi he...he..he ! Atau , sayur lodeh yang ada potongan cabai rawitnya , empal goreng , dan tentu ...sambal terasi , biarpun sudah cukup banyak potongan cabai rawit mengapung di kuah sayur lodeh
Bahkan , dikeluarga kami cukup banyak tercipta menu dengan bhn utama cabai rawit seperti daging sambal , yang paling tidak menggunakan 1/4 kg cabai rawit untuk 1/4 kg daging . resep menu hidangan satu ini sampai sekarang masih kerap saya praktikan di rumah.
Entah kebetulan , entah tidak , saya justru mendapatkan jodoh pria yang nota bene bukan penggemar sambal ! . baginya , sambal yang dikenalnya hanya saus botolan . Itu pun sudah sangat cukup untuk membuatnya bercucuran keringat di saat makan . Alhasil , semua menu di rumah Ibu , yang menurut saya sangat menggiurkan ( karena dengan cabai rawit ! ) tidak pernah disentuhnya.
Pernah , pada tahun pertama perkawinan kami ( dan kami masih tinggal bersama ibu ) suami coba coba menikmati setiap suguhan sambal buatan Ibu mertua tercinta . hasilnya ? Ia diare dan bahkan dilarang dokter untuk makan makanan pedas , karena ada gejala maag. Save by the bell bagi suami , karena dengan begitu ia mempunyai alasan (medis ) untuk tidak menyentuh lagi sambal atau hidangan bercita rasa pedas olahan ibu mertua .
Ibu bingung (tepatnya mungkin merasa bersalah ) saat tahu hal tersebut . Padahal menurut Ibu , Ia selalu membedakan sambal yang beliau buat untuk menantunya itu : cuma dengan 2 buah cabai rawit , itupun sudah digoreng dahulu. Bandingkan dengan sambal regular yang paling tidak terbuat dari 10 buah cabai rawit dan tanpa di goreng
Alhamdulillah ! buat saya dan anggota keluarga lainnya , tidak ada hal hal menyangkut kesehatan akibat kesukaan pada makanan bercita rasa pedas . Cuma untuk situasi tertentu , saya berusaha tidak mengambil sambal terlalu banyak . Misalnya , saat lunch bersama klien kantor . Walaupun gila pedas , sambal yang terlalu banyak akan menyebabkan bibir dan telinga merah . keringat bercucuran . Lucu kan , kalau sampai negosiasi bisnis gagal gara gara saya terlalu berselera pada sambal , sementara si klien 'gerah' melihat saya bercucuran keringat , plus make up luntur dan mulut berdesis - desis kepedasan , hi...hi...hi!
Waktu masih pacaran , saya juga selalu berusaha menahan diri terhadap sambal yang menggoda selera di meja warung bakso langganan kami . Tapi sekarang 'mah' suami sudah tahu hobi istrinya . jadi kalo ada acara makan diluar , suami justru tidak pernah lupa menggeser posisi mangkuk sambal lebih dekat ke piring saya , dan sepenuh rasa sayang ia akan selalu bilang , "Sambalnya Ma...."
Romantis kan !


Published on Femina 02/XXXVI
Diah Ardiyanti - Tangerang